Model-model Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik
1. Konsep Saintifik
Pendekatan saintifik
dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa,
agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, prosedur, hukum atau
prinsip, melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik simpulan,
dan mengomunikasikan.
2. Makna Langkah-langkah Saintifik
Proses pembelajaran
yang mengacu pada pendekatan langkah berpikir saintifik, mengandung 5 (lima)
langkah yang tidak selalu harus berurut dan seluruhnya ada dalam satu kali
pertemuan pembelajran, yaitu sebagai berikut.
a.
Mengamati, yaitu kegiatan
siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau,
pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun
tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi
lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta,
membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun
sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat
mengidentifikasi masalah.
b.
Menanya, yaitu kegiatan
siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan
suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa
membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum
diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa
lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat
mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan
tulisan serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan
gembira. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil
belajar dari kegiatan menanya adalah siswa dapat
merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.
c.
Mengumpulkan data, yaitu kegiatan
siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan.
Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku,
mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen),
wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan
mengumpulkan data adalah siswa dapat
menguji hipotesis.
d.
Mengasosiasi, yaitu kegiatan
siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan
bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan
klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam
bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih
bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik,
bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis
data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah
diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau
ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema
kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari
kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa
dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.
e.
Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa
mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan
kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan,
gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau
teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatan
mengomunikasikan adalah siswa dapat
memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pross dan hasil pembuktian
hipotesis.
3. Model-Model Pembelajaran
Guna memperkuat
pendekatan saintifik daan pendekatan rekayasa-teknologi
serta mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya nyata, baik
individual maupun kelompok, maka diterapkan strategi pembelajaran menggunakan
model-model pembelajaran penyingkapan (inquiry
learning), pembelajaran penemuan (discovery
learning) dan pendekatan pembelajaran berbasis hasil karya yang meliputi
pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning), pelatihan berbasis produk (production based training), dan pembelajaran
berbasis proyek (project based learning)
serta teaching factory.
a. Konsep model-model pembelajaran
1)
Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan
belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem
pendukung (Joice & Wells). Sedangkan menurut Arends dalam Trianto, “model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”.
2)
Model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:
a)
Rasional
teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Model
pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta
atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan
sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya.
b)
Landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang
akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang
akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik
serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
c)
Tingkah
laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang diperlukan
sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil dalam
pelaksanaannya.
d)
Lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Model
pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman, sehingga
suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang selama ini
menjadi tujuan pembelajaran.(Trianto, 2010).
Komentar
Posting Komentar